VISI MISI DESA CIWARINGIN
VISI
Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Ciwaringin saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan Desa Ciwaringin pada periode 6 (Enam) Tahun ke depan (Tahun 2014-2019), disisun visi sebagai berikut : “Terwujudnya masyarakat yang cerdas, sehat dan berbudaya serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat”
MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
Melakukan penyuluhan akan pentingnya pendidikan;
Sosialisasi Wajib Belajar 12 tahun;
Pembangunan dan renovasi sarana belajar;
Penyuluhan pentingnya pola makan dan hidup sehat;
Penyuluhan untuk membuang sampah pada tempatnya;
Membangun saran dan prasarana kesehatan;
Melestarikan potensi adat budaya lokal;
Pengenalan budaya lokal pada anak sekolah;
Penyuluhan/pelatihan tentang cara bertani yang baik;
Pemberian bibit unggul pada petani;
Membangun dan rehabilitasi sarana prasarana desa.
ASAL USUL DESA CIWARINGIN
Pada jaman dahulu, sepanjang sungai Ciwaringin masih berupa hutan. Pada suatu hari datang 2 orang kesatria di tanah timur, yang bernama Tubagus Ismail Sakar Kedaton dengan Tubagus H. Duliman, kedua kesatria itu adalah keturunan kesultanan Cirebon di subang Khairudin.
Maksud dan tujuan kedua kesatria itu datang ke hutan Gonggong itu untuk menjauhkan tekanan - tekanan pemerintah Belanda, ketika itu kesultanan Cirebon di pimpin oleh Sultan Matangaji, kemudian kedua kesatria membuka hutan dengan cara menebang pepohonan di sepanjang sungai Ciwaringin dan membuat pedukuhan untuk tempat tinggal.
Tempat bersembunyi mereka tidak pernah di ketahui oleh Belanda, kemudian berdatangan penduduk - penduduk menempati tempat yang lain bersama dengan mereka berdua. Kemudian tempat itu mungkin banyak yang bermukim sehingga menjadi desa yang kemudian di beri nama " Desa Ciwaringin " sesuai dengan nama sungai yang ada di situ.
Disebut Ciwaringin karena du ujung sungai ada salah satu pohon Ciwaringin yang besar, tinggi dan rindang. Pada waktu itu Tubagus Ismail dan Tubagus H. Duliman menebang pohon di hutan Ciwaringin, di situ ada tembok tebeng yang sampai sekarang masih ada petilasan.
